Di Guyu dan Di Tiru



Di Guyu dan Di Tiru

Nama saya Toehsin Ahmed Rajieb. Saya adalah calon guru, atau dapat disingkat cagur. Tapi saya tidak termasuk dalam personil grup lawak cagur. Karena saya tidak ingin selamanya jadi calon guru seperti mereka. Mungkin kalau nanti saya sudah jadi guru saya akan diguguh dan ditiru, tapi kalau mereka akan diguyu dan ditiru. 

Banyak yang bilang guru adalah pahlawan dalam memerangi penjajahan kebodohan. Kebodohan? Guru harus melawan sesuatu yang abstrak. Sedangkan Pahlawan jaman dahulu melawan sesuatu yang sudah pasti, yaitu penjajah dari portugis, belanda, dan jepang. Oleh sebab itu mungkin para guru baru akan bisa merdeka saat sudah lebih dari 350 tahun melawan penjajahan yang abstrak.  :D

Sehingga dalam pepatah “guru itu pahlawan tanpa tanda jasa itu menurut saya kurang tepat. Tapi yang lebih tepat adalah “pahlawan tanpa penjajah

Para  pahlawan jaman dulu menggunakan senjata yang disebut bambu runcing dalam melawan penjajah di indonesia. Para pahlawan sekarang atau yang disebut guru pun juga memakai bambu runcing dalam melawan penjajah yang abstrak. Bedanya bambu runcing yang sekarang lebih kecil dan bisa dipake’ menulis. :p

Jika kata perawat “menantu ideal itu perawat, mertua sakit dirawat.” Dan kata pengacara “menantu ideal itu pengacara, mertua salah dibela.” Maka kata kami “menantu ideal itu guru, mertua tanya dikasih tau.” :p

Sebagai calon guru nantinya saya ingin menjadi guru yang baik, oleh sebab itu saya ingin sekali bertemu dengan pengalaman. Saya ingin menuntut ilmu kepada beliau. Karena pengalaman itu adalah guru yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA DAN CONTOH SIKAP PANCASILA

Polarisasi Cahaya

Pendidikan Seni