INIKAH (LAH) SAHABAT
INIKAH
(LAH) SAHABAT
Sebuah
judul yang membingungkan, Sebuah judul yang tak tahu diakhiri dengan tanda
tanya atau tanda seru. Inikah sahabat?, atau inilah sahabat! Sebuah judul yang
masih mencari kebenaran.
Membuat
diri ini mencari-cari kebenaran dari arti sahabat. Sehingga membuatku bertanya
pada mereka yang memang kuanggap sebagai sahabat, biarpun saya belum mengetahui
pasti apakah mereka memang pantas disebut sahabat. Dan apakah saya memang pantas
disebut sahabat bagi mereka?
Apa itu
sahabat menurut kalian, sahabat? “Seseorang yang dalam keterbukaannya ikut
memperhatikan dan merawat kita.” jawaban dari sahabat yang bersekolah di
keperawatan. “Sahabat itu seperti konstruksi bangunan, jika salah satunya tidak
ada maka bangunan tersebut tidak akan berdiri dan berfungsi.” ucap sahabat
calon pegawai dinas. “Seseorang yang akan selalu peduli dan rela berkorban
untuk kita.” Ujar sahabat dari kebidanan. “hubungan yang sehat, bermanfaat, dan
tidak saling menyakiti satu dengan yang lain” uraian dari sahabat dibidang
kesehatan. Dan, “sahabat seperti hewan peliharaan yang selalu menemani kita
setiap saat dalam keadaan apapun.” Kata sahabat di kedokteran hewan.
Mereka
menguraikan arti sahabat dengan sudut pandang berbeda-beda, yang sesuai dengan
bidang mereka masing-masing. Sehingga terpikir olehku untuk menguraikan arti
sahabat dari bidang pendidikan sesuai jurusan saya?
“Bagaimana
keterbukaan itu?” tanyaku mencari tahu.
“keterbukaan
itu seperti ini, yang ingin membagi suatu permasalahan. Dan kita pun akan terbuka
untuk ikut membantu menyelesaikannya.” Ucap cewek dengan seragam putih-putihnya
khas perawat. Yah, dia sepertinya tahu kalau saya sedang ada masalah. Berarti
dia memang sangat memperhatikan saya sehingga tahu apa yang sedang kurasakan.
Batinku dengan senyuman dihati.
“Bagaimana
dengan tidak akan berdiri dan berfungsi itu?” sambungku.
“saya
tidak akan berdiri disini dan melaksanakan fungsi saya sebagai sahabat jika
saya bukan sahabatmu.” Jawab calon pegawai negeri itu dengan tegas dan
menjurus. Dan saya mengerti betul maksud perkataannya.
“jika
kamu mau bertanya bagaimana kepedulian dan pengorbanan itu? Maka menurutku kamu
sudah tahu jawabannya. Karena disini hanya kepadakulah kamu mengutarakan
permasalahanmu. Dan disini, saya mengumpulkan mereka yang mengaku sahabatmu
untuk membantu sahabatnya.” Penjelasan dari cewek yang belajar di kebidanan
yang masih polos itu. Seolah-olah dia telah membaca isi hatiku, membaca apa
yang ingin aku tanyakan.
Setelah
itu ku teruskan bertanya,”bagaimana hubungan yang sehat itu?”.
“yang
tidak saling menyakiti, malah menyembuhkan yang lagi sakit. Seperti kami yang
akan menyembuhkan lukamu.” Jawab seseorang yang saya panggil adik itu dengan
senyumannya. Saya panggil adik karena badannya yang kecil dan usianya yang
dibawah kami. Yang kini meneruskan sekolah di bidang kesehatan.
Dan yang
terakhir, “bagaimana dan kenapa disebut hewan peliharaan?”.
“seperti
saya ini, yang disuruh datang kesini hanya untuk membicarakan masalah ini.
Itulah sahabat.” Jawab calon dokter hewan itu dengan sedikit bercanda. Wajahku
mulai menampakkan senyuman, dan luka ini sedikit terobati dengan keberadaan
mereka. Apa benar seperti ini sebuah persahabatan itu. Dan aku pun bertanya
pada mereka, “lalu, inikah sahabat?”
“INILAH
SAHABAT! Dan kamilah sahabatmu” jawab mereka.
Yah,
memang inilah persahabatan yang sesungguhnya. Bukan dengan dia yang ada disana,
yang mengatasnamakan sahabat. Tetapi tidak berprilaku layaknya seorang sahabat.
Dirinya lah yang tidak mengerti arti sahabat, bukan diri ini.
Lalu, apa
itu sahabat menurut calon guru sepertimu? Tanya sahabat yang paling dekat
dengan saya yang bersekolah di teknik sipil itu dengan sedikit menyindir.
“baiklah, saya akan mencoba menjelaskan arti dari sahabat kepada tukang
bangunan menurut orang yang berpendidikan seperti saya.” Tandasku dengan
membalas sindirannya.
Sahabat
adalah suatu hubungan yang secara tidak langsung dapat mendidik kita, saling
membimbing dan melengkapi untuk menjadi lebih baik, dan yang pasti mengajarkan
kita tentang arti dari sahabat itu sendiri.” Itulah uraian dari seorang calon
guru yang kompeten, unggul, berkarakter seperti saya.
Dan semua
pun tertawa mendengarnya..
Komentar
Posting Komentar