ANALISIS STRUKTURALISME PUISI ANAK DAN CERITA ANAK
ANALISIS STRUKTURALISME PUISI ANAK
DAN CERITA ANAK
Oleh: Toehsin
Ahmed Rajieb
Abstrak
karya sastra merupakan
sesuatu totalitas yang memiliki nilai seni. Keindahan dan kepadatan nilai seni
tersebut terkadang membuat pembaca atau penikmat karya sastra mengalami
kesulitan dalam memahami dan menangkap makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk menganalisis sebuah puisi anak dan sebuah cerita anak, hal ini dilakukan
dengan harapan penulis yang sebagai calon guru SD dapat lebih memiliki kemampuan memahami makna yang
terkandung dalam karya sastra anak dan semoga nantinya makalah ini
bermanfaat bagi guru SD dimasa yang mendatang. Pada makalah ini penulis
merumuskan masalah Bagaimana
kajian struktural puisi anak yang berjudul ”17 Agustus; Mencari Harta”? dan Bagaimana struktural
cerita anak yang berjudul ”Ikan dan Burung”?. Dari rumusan masalah tersebut bertujuan untuk mengetahui kajian struktural dari puisi anak yang berjudul ”17 Agustus; Mencari Harta”? dan
Untuk mengetahui kajian struktural dari cerita
anak yang berjudul ”Ikan dan
Burung ”? untuk lebih memperkuat
pembahasan dari makalah penulis memberi landasan teori dari buku Burhan Nurgiyantor
tahun 2005 tentang “Sastra Anak” .hasil
pembahasan dari rumusan masalah yang pertama adalah puisi bertemakan hari
kemerdekaan indonesia. puisi tersebut merupakan sebuah
gambaran dimana semangat kemerdekaan
bangsa indonesia dalam mengisi hari kemerdekaan yang semakin pudar. Amanat dari
puisi tersebut yakni kita harus lebih menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri
kita. Sedangkan hasil pembahasan rumusan masalah yang kedua dari cerita yang
berjudul ikan dan burung bertema saling membantu antar makhluk hidup. Cerita
tersebut mengunakan alur maju dan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Sedang
tema moral yang terkandung adalah kita harus saling membantu untuk saling
melengkapi karena didunia ini tidak ada yang sempurna.
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sastra adalah karya imajinatif yang
menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan
utamanya berguna dan menghibur. Bentuk-bentuk karya sastra itu biasanya berupa
puisi, prosa, dan drama. Semua karya sastra merupakan sesuatu totalitas
yang memiliki nilai seni. Keindahan
dan kepadatan
nilai seni tersebut terkadang membuat pembaca atau penikmat karya sastra mengalami
kesulitan dalam memahami dan menangkap makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Totalitas tersebut dibangun oleh
unsur-unsur pembangun yaitu dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.Unsur
intrinsik karya sastra yaitu unsur-unsur yang berada dalam karya sastra itu sendiri
dan sebagai unsur pembangun dalam tubuh karya sastra itu. Untuk dapat memahami dan menangkap makna di dalam puisi, pembaca
harus memiliki kepekaan batin dan daya kritis terhadap karya sastra tersebut.
Oleh karena itu, untuk memahami dan
menangkap makna karya sastra pembaca perlu melakukan kajian atau analisis terhadap karya sastra tersebut.
Dalam pengkajian karya sastra ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya dengan
menggunakan pendekatan struktural.
Analisis struktural karya sastra,
yang dalam hal ini puisi, dapat dilakukan dengan mengkaji struktur
intrinsiknya, yaitu unsur fisik/unsur batin yang meliputi tema, nada dan
suasana, perasaan, dan amanat. Sedangkan analisis struktural karya sastra
cerita anak meliputi tema, plot, penokohan, latar, sudut
pandang, moral, dan bahasa.
Dari berbagai hal tersebut, penulis mencoba mengkaji
struktural puisi anak berjudul ”17 Agustus; Mencari Harta” dan mengkaji struktural cerita anak berjudul ” Ikan dan Burung”. karena
dalam hal ini penulis adalah seorang mahasiswa dari jurusan PGSD yang semoga
nantinya makalah ini bermanfaat bagi guru SD dimasa yang mendatang.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kajian struktural puisi anak yang berjudul ”17
Agustus; Mencari Harta”?
b. Bagaimana struktural cerita anak yang berjudul ”Ikan dan Burung”?
3. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui kajian struktural dari puisi anak yang berjudul ”17 Agustus; Mencari Harta”?
b. Untuk mengetahui kajian struktural dari cerita
anak yang berjudul ”Ikan dan
Burung ”?
B.
Landasan Teori
Menurut Nurgiantoro
(2005: 002) mengemukakan bahwa:
Sastra berbicara tentang hidup dan
kehidupan, tentang berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan disekitar
manusia, tentang hidup pada umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan
bahasa yang khas.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 012) mengemukakan bahwa:
Siapakah penulis sastra anak? Sastra anak adalah karya sastra yang menempatkan sudut pandang anak
sebagai pusat penceritaan.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 321) mengemukakan bahwa:
Sebuah puisi terbentuk oleh dua
aspek yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana
pengekspresian. Yang pertama lazim disebut sebagai unsur isi sedang yang kedua
bentuk.
Menurut Nurgiyantoro
(2005: 237) mengemukakan bahwa:
Aspek
bunyi pada puisi menduduki peran penting untuk mencapai keindahan. Oleh karena
itu, aspek bunyi biasanya sengaja dieksploitasi dan didayatkan lewat
bentuk-bentuk perulangan dengan mengikuti pola-pola tertentu sehingga terdengar
lebih menarik, indah dan merdu.
Menurut
(huck dkk, 1987: 303; Mitchell, 2003:245) dalam buku Nurgiyanto (2005: 191)
mengemukakan bahwa:
Cerita
binatang hadir sebagai personifikasi manusia, baik yang menyangkut pertokohan
lengkap dengan karakternya maupun persoalan hidup yang diungkapkannya. Artinya,
manusia dan berbagai persoalan manusia itu diungkapkan lewat binatang . jadi,
cerita ini pun juga berupa kisah tentang manusia dan kemanusiaan yang juga
ditujukan kepada manusia, tetapi dengan komunitas perbinatangan. Tujuan cerita
ini jelas, yaitu untuk memberikan pesan-pesan moral
Menurut Nurgiyantoro
(2005: 237) mengemukakan bahwa:
Dalam kaitannya dengan sebuah teks cerita, alur berhubungan
dengan berbagai hal seperti peristiwa hal seperti peristiwa, konflik yang
terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan
Menurut Nurgiyantoro (2005: 267)
mengemukakan bahwa:
Teknik penyampaian moral. Teknik penyampaian moral
tidak berbeda dengan khalnya dengan teknik penyampaian tema, yaitu dapat bersifat eksplisit dan implisit,penyampaian
langsung ,secara terang-terangan atau terselubung.
C.
Pembahasan
1. Puisi anak:
17 AGUSTUS; MENCARI HATTA
Pagi
Berhadap-hadapan dengan bendera
aku mencari merah putih dalam jiwa
Siang
Di mana aku, di mana merah putih?
Engkaukah yang berkibaran di jalan-jalan
atau hanya kain usang dan baru
yang merana kehilangan jiwa?
Senja
Kutemukan merah putih
tersedu di sudut negeri
tertimbun ranting-ranting sejarah
yang patah
Malam
Mimpi-mimpi berkecamuk
merah putih masih merayap gelisah
mencari Hatta dalam jiwa duaratus kita
(Agustus
2005, Abdurahman Faiz, siswa kelas IV SDIF Alfikri)
Tema
dalam puisi diatas adalah hari kemerdekaan bangsa Indonesia. puisi tersebut merupakan sebuah gambaran dimana semangat kemerdekaan bangsa indonesia dalam
mengisi hari kemerdekaan yang semakin pudar.
Nada dan suasana dari tiap bait:
Bait
I: Pagi
Behadap-hadapan dengan bendera
aku mencari merah putih dalam
jiwa
Kata pagi
dalam bait I bermakna suatu suasana yang masih segar dan indah. Sehingga menggunakan bunyi yang bernada semangat. Kemudian kata “berhadap-hadapan dengan bendera” adalah situasi pada
hari kemerdekaan yang banyak dijumpai
bendera, sehingga menggunakan bunyi yang bernada gembira.. Kata “aku mencari merah putih dalam jiwa” bermakna apakah ada
seseorang yang masih memiliki semangat kemerdekaan.
Bait
II: Siang
Di mana
aku, di mana merah putih?
Engkaukah
yang berkibaran di jalan-jalan
atau
hanya kain usang dan baru
yang
merana kehilangan jiwa?
Kata siang
biasanya menggambarkan dengan panas dan lelah. kata dimana, kain usang, dan merana menggambarkan suasana keprihatinan.
Sehingga dari kombinasi kata tersebut menghasilkan bunyi yang bernada parau. Makna dari bait ini adalah jiwa nasionalisme yang dipertanyakan.
Bait
III: Senja
Kutemukan
merah putih
tersedu
di sudut negeri
tertimbun
ranting-ranting sejarah
yang
patah
kata “ku temukan merah putih”
Pada bait ini bernuansa semangat. Akan tetapi pada
sajak berikutnya
“tersedu di sudut negeri” yang
bermakna merindukan jiwa nasional yang dimiliki oleh
pejuang-pejuang dahulu, menggambarkan
keironian. Sehingga pada bait ini
menggambarkan suasana antara sedih dan gembira.
Bait
IV: Malam
Mimpi-mimpi
berkecamuk
merah
putih masih merayap gelisah
mencari
hatta dalam jiwa duaratus kita
Suasana yang dibangun pada bait diatas adalah berupa
pengharapan. Ini didukung dengan adanya kata “mimpi-mimpi”. Makna pada bait ini menggambarkan bahwa negeri
ini masih banyak memiliki mimpi-mimpi yang belum terwujud yaitu untuk
menjadikan bangsa ini lebih maju. Dan untuk mewujudkan semua mimpi-mimpi
tersebut diperlukan seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme, tapi sekarang
jiwa nasionalisme semakin menghilang dan negeri ini masih terus mencari
seseorang yang akan membuat/membebaskan negeri ini menjadi merdeka secara
keseluruhan.
Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah kita harus bersungguh-sungguh dan bersemangat
dalam mengisi hari kemerdekaan bangsa indonesia, karena itu termasuk bentuk
nasionalisme dan bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa
demi sebuah pengakuan yaitu “merdeka”
2. Cerita anak:
IKAN
DAN BURUNG
Oleh: Yunarvian [yuyun.fr86 @gmail.com]
Di sebuah
hutan hiduplah dua binatang yang saling bersahabat. Binatang itu adalah burung
dan ikan. Keduanya sangat dekat dan selalu saling membantu. Kedekatan keduanya
ini tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu kejadian yang mengubah
mereka. Waktu itu ikan sedang beristirahat di pinggiran sungai. Ia memandangi
biji-bijian di pohon tepat di atasnya.
“Kelihatannya biji-bijian itu enak dimakan” kata ikan dalam hati.
Ia lalu berusaha meloncat setinggi-tingginya untuk mendapatkannya. Berkali-kali ia meloncat, namun tidak berhasil mencapai biji-bijian itu. Ia hanya bisa memandangi biji-bijian itu. Saat sedang memandangi biji-bijian itu, perhatiannya teralihkan oleh seekor burung yang berterbangan ke sana-kemari.
“Tuhan, kenapa Engkau tidak memberiku sayap untuk terbang agar aku bisa meraih biji-bijian itu?” Kata si ikan dalam hati.
Kita tinggalkan si ikan dan beralih ke burung.
Setelah beterbangan, burung lalu hinggap di salah satu dahan pohon di pinggir sungai untuk beristirahat. Saat itu ia melihat ke air. Di dasar air sungai itu ia melihat banyak sekali cacing bergeliatan.
“Kelihatannya cacing-cacing itu enak dimakan.” Kata burung dalam hati.
Ia lalu berusaha masuk ke dalam air untuk menyelam dan menangkap cacing-cacing itu. Namun, ia tidak berhasil karena ia tidak bisa berenang. Ia lalu hanya bisa memandangi cacing itu dari atas pohon. Saat sedang memandangi cacing-cacing di dalam air, perhatiannya teralihkan pada ikan yang sedang berenang di dalam air.
“Tuhan, kenapa Engkau tidak memberiku ekor dan sirip untuk berenang agar aku bisa meraih cacing-cacing dalam air itu?” kata si burung dalam hati.
Akhirnya ikan dan burung saling tahu kesulitan masing-masing. Berkali-kali si ikan melihat burung menyelam ke air untuk mendapatkan cacing. Demikian pun si burung berkali-kali melihat ikan meloncat-loncat untuk mendapatkan biji-bijian. Lalu mereka berkenalan.
“Hei ikan, apakah kau menginginkan biji-bijian ini? kata burung.
“Benar, tapi aku tidak punya sayap sepertimu sehingga tidak bisa terbang mendapatkan biji-bijian itu.” jawab si ikan.
“Aku juga menginginkan cacing di dasar sungai, tapi aku idak punya sirip sepertimu sehingga tidak bisa mendapatkan cacing-cacing itu.” balas si burung.
“Gimana jika kau membantuku mengambil biji-bijian itu dan aku akan membantumu mendapatkan cacing-cacing di dasar sungai.” Ajak si ikan.
“Wow ide bagus, aku setuju.” Sahut si burung.
Akhirnya ikan dan burung menjadi sahabat dan saling membantu.
Analisis fakta cerita
1. Tokoh
Tokoh yang
terdapat pada cerita diatas adalah seeokor ikan dan seekor burung. Hal ini
terlihat dari kalimat “Di sebuah hutan hiduplah dua binatang yang saling
bersahabat. Binatang itu adalah burung dan ikan”.
2. Alur
Cerita diatas
menggunakan alur maju.
Tahap eksposisi:
peristiwa
binatang ikan dan burung yang sedang beristirahat dipinggir sungai didalam
hutan..
Tahap awal konflik:
Peristiwa
dimana seekor ikan yang melihat biji-bijian diatasnya dan seekor burung yang
melihat cacing didalam sungai.
Tahap klimaks:
Peristiwa
dimana para binatang tersebut tidak bisa mengambil apa yang dilihat dan
diinginkannya.
Tahap
antiklimaks:
Akhirnya ikan
dan burung tersebut saling membantu untuk mendapatkan apa yang diinginkan
mereka berdua. Terlihat pada percakapan “Gimana jika kau membantuku mengambil
biji-bijian itu dan aku akan membantumu mendapatkan cacing-cacing di dasar
sungai.” Ajak si ikan.
“Wow ide bagus, aku setuju.” Sahut si burung.
“Wow ide bagus, aku setuju.” Sahut si burung.
Tahap denounmen:
Tahap ini
terdapat pada kalimat “Akhirnya ikan dan burung menjadi sahabat dan saling
membantu”.
3. Latar
Latar dalam
cerpen diatas bertempat disuatu hutan disebuah sungai. “Di sebuah hutan
hiduplah dua binatang yang saling bersahabat”. “Waktu itu ikan sedang
beristirahat di pinggiran sungai”. “Ia memandangi biji-bijian di pohon tepat di
atasnya”. “Saat sedang memandangi biji-bijian itu, perhatiannya teralihkan oleh
seekor burung yang berterbangan ke sana-kemari”.
Analisis sarana cerita
Sarana cerita dalam cerita
anak hanya berfokus pada unsur yang meliputi;
(1) Judul
Telah diketahui bahwa judul dari cerpen diatas
adalah “Ikan dan Burung”
(2) Sudut
pandang
Sudut pandang dalam
cerita di atas adalah ia sebagai pencerita yang serba tahu
Analisis tema
Setelah
dibaca dan dipahami, tema cerpen diatas secara umum adalah “saling membantu
antar makhluk hidup”. Tema moral yang terkandung adalah didunia ini tidak ada
yang sempurna, oleh sebab itu kita harus saling tolong menolong untuk saling
melengkapi satu dengan yang lain.
D.
Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis puisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
puisi bertemakan hari kemerdekaan indonesia. puisi
tersebut merupakan sebuah gambaran dimana semangat kemerdekaan bangsa indonesia dalam
mengisi hari kemerdekaan yang semakin pudar. Amanat dari puisi tersebut yakni
kita harus lebih menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri kita.
2. Berdasarkan analisis cerpen tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
cerita
yang berjudul ikan dan burung bertema saling membantu antar makhluk hidup.
Cerita tersebut mengunakan alur maju dan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Sedang tema moral yang terkandung adalah kita harus saling membantu untuk
saling melengkapi karena didunia ini tidak ada yang sempurna.
E.
Daftar
Pustaka
Nugiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak. Jakarta: UGM
http://fadhilahhasan.blogspot.com diakses pada 15 juni 2012, pukul 19.15 WIB
http://masfaiz.multiply.com diakses pada 15 juni 2012, pukul 19.30 WIB
http://immtarbiyahpwt.blogspot.com/2011/09/analisis-cerita-dan-puisi-anak.html diakses pada 15 Juni 2012, pukul 19.40 WIB
http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com diakses pada 16 juni 2012, pukul 10.30 WIB
Komentar
Posting Komentar