Perayaan

Semalam, aku menyendiri di sudut kedai kopi milikku sendiri. Disudut waktu menuju peralihan.
Secangkir kopi yang sedang hangat-hangatnya menemaniku di suhu yang mulai dingin.

Seperti kenangan tahun lalu yang masih hangat untuk dikenang. Mungkin seperti inilah cara kerja kenangan, seperti kopi dengan kepulan aroma yang selalu membawa menuju kenangan. Perlahan menguap hingga perlahan pula mendingin.

Segera kunikmati kopiku, ku seduhkan ke cangkir yang sekilas membentuk wajahmu
Perpaduan kopi dengan bibir cangkir yang manis, semanis bibir yang pernah kunikmati.

Malam ini aku ingin menikmati peralihan waktu.
Seperti menikmati senja, yaitu peralihan antara terang dan petang. Menikmati akhir bulan, yaitu peralihan antar bulan dengan bulan.
Malam ini adalah peralihan antara hari ini dan hari esok.
Malam kemarin pun merupakan peralihan tahun ini dan tahun lalu. Karena peralihan selalu identik dengan perayaan.

Langit tampak masih cerah, seolah perayaan kepadanya oleh berbagai kembang api semalam masih membekas.
Sejenak, aku ingin menjadi seperti kembang api. Yang merelakan tubuhnya terbakar hanya untuk langit agar terlihat indah, biarpun keindahannya hanya sementara.

Langit tampak masih cerah, langit selalu memberi pertanda.

Setelah ini, aku ingin tertidur sejenak, lalu esok aku ingin mengajakmu ketempat ini.

Kenakan pakaian terserah kamu. Tak perlu kamu menyiapkan berbagai perbincangan, Kamu cukup duduk disampingku. Cukup melalui matamu, aku sanggup memaknai berbagai bahasamu.

Akan kupesankan secangkir kopi kesukaanmu. Kusandingkan pula dengan kopi milikku.
Kusandingkan seromantis mungkin, agar cangkir di meja yang lain merasa tak berarti. Ku sandingkan seromantis mungkin, biarpun jenis kopi kita berbeda. Paling tidak, kopi kita pernah bersanding di meja yang sama. Paling tidak kita sama-sama saling menikmati kopi. Bukankah begitu?

Aku hanya ingin menikmati masa-masa itu. Menikmati kopi yang masih mengepul. Menikmati langit yang cerah. Dan menikmati hari yang indah. Karena hadiah terbaik yang sebenarnya adalah waktu itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA DAN CONTOH SIKAP PANCASILA

Pendidikan Seni

Polarisasi Cahaya