Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Sumber energi listrik

Ini tidak benar! Ini kurang lengkap! Jika kita menyampaikan materi ke peserta didik harus akurat, tepat, dan lengkap. Ini bisa diadukan ke dinas. Ini bisa diungkap ke media seperti kebanyakan pemberitaan di televisi akhir-akhir ini. Cercah seorang guru yang entah kepada siapa, dengan membawa sebuah buku. Yang dibicarakan guru tersebut adalah tentang sumber energi listrik. Dalam buku yang ia pegang hanya dijelaskan bahwa sumber energi listrik hanya ada 4, yaitu generator, aki, baterai, dan dinamo. Padahal selain itu masih ada lagi sumber energi listrik yang lain. Melihat gejolaknya dapat diketahui itu guru muda. Iya, masih berjiwa muda dengan gejolak yang masih membara. Kemudian ia ambil sebuah pensil dari tempat pensil diujung mejanya. Tempat pensil yang terbuat dari kaleng bekas hasil karya peserta didiknya. Disisipkannya tulisan di buku materinya tadi. 5. Seseorang, seseorang bisa merubah energi menjadi energi cahaya, bunyi, dan energi gerak. Dari seseorang, mata kita bisa l

Satuan

Hari ini, tepatnya hari senin,  anak-anak belajar perihal satuan. Hari senin pun merupakan salah satu satuan waktu, satuan waktu yang banyak tidak diharapkan oleh beberapa kalangan. Hal tersebut tidak menjadi halangan untuk melanjutkan pembelajaran. Itu dapat terlihat dari semangat mereka melantangkan yel-yel 5b, "LIncah, MAndiri, BErprestasi". Ketiganya merupakan satuan sikap positif yang harus ditumbuhkan dalam hati. Pelajaran di mulai dari satuan berat, yaitu gram. Atau yang di simbolkan (g). Ada (kg) hingga (g) ke (cg), sampai yang terkecil (mg). Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, sepertinya ada satu satuan lagi yang ditemukan oleh kalangan remaja. Namanya (ig). Namun belum diketahui jenis satuan tersebut. Satuan gaya mungkin? Atau satuan derajat? Entahlah. Mereka menyebutnya instagram. Selama pelajaran berlangsung, semua soal yang ada di buku telah mampu terjawab. Tetapi ada 1 pertanyaan yang tak sanggup terjawab. Bukan dari buku, melainkan

Bolehkah?

Bolehkah sebentar saja aku menjadi telapak tangan ayahmu, untuk memastikan suhu badanmu di dahimu? Bolehkah sebentar saja aku menjadi sehelai tisu, untuk menjaga aroma indra penciummu? Bolehkah sebentar saja aku menjadi handuk kecil yang sengaja ku panaskan, untuk pipi ronamu? Bolehkah sebentar saja aku menjadi udara yang menyentuh bibirmu sekejap waktu, untuk melegakan nafasmu? Ah, rasanya aku tidak ingin hanya menjadi debu-debu yang mengharu di sekelilingmu.

Doa para pendosa

Akankah terkabul doa para pendosa Yang khusuknya sulit terbentuk Yang sujudnya sering tak terwujud Yang dzikirnya mesti tersingkir Yang sholawatnya mudah terlewat Bismillah yang lupa Salam yang tak dalam Aamiin yang minim Lewat malam, caraku memeluk alam Dalam malu, ku ramu doa penuh haru

Karnaval diri sendiri

Gambar
Pada karnaval itu, ada seseorang yang berkanaval dengan  pikirannya sendiri, pesertanya pun dirinya sendiri. pakaian yang dikenakan adalah pakaian-pakaian pemberianmu. Tempat-tempat yang dilewati adalah rumah makan, gang-gang kecil, masjid, sekolah, dan tempat-tempat penuh kenangan lainnya. Garis finishnya adalah pintu rumah kamu. Tidak perlu berbagai alat musik, detak jantungnya sudah cukup membuat suasana berdentum kencang. Banyak kupon yang telah terjual, itupun oleh dirinya sendiri. Hadiah utama bukan motor atau alat elektronik pada umumnya. Hadiahnya sederhana, bertemu kamu. Tetapi pada akhirnya tidak ada yang mendapatkan hadiah utama. Barangkali panitia belum menyiapkan hadiahnya. Karena dirinya hanya bertindak sebagai peserta, bukan panitia.

Tentang senja

Aku tidak pernah tahu bagaimana itu senja. Saat dimana mereka mengeja puisi dengan manja. Aku tidak pernah tahu, Mungkin aku terlalu sibuk dengan meja-meja sekolah. Atau terlalu menjadi raja di kenyamananku. Namun setelah ketiadaanmu, sengaja ku cari keberadaan senja. Dan kini aku tahu, Setelah senja, hanya ada gelap yang merayap hingga senyap

Tentang buku, pena, kopi, dan waktu

Gambar
Aku adalah buku, yang pernah menjadi tempatmu mengadu, dan kini kau biarkan berdebu. Aku adalah pena, yang pernah menuliskanmu, hingga tanpa sadar telah tak kutemukanmu di dalamnya. Aku adalah kopi, dan kamu adalah penikmat, yang kini hanya tersisa pekat. Dan aku adalah waktu, di jam tanganmu, yang kini telah terlewat.

Apalah aku

Apalah aku, yang hanya berani menatap lamat Mungkin karena ucapku yang telah senyap Apalah aku, yang hanya berani melantunkan doa Mungkin karena cara itu yang lebih santun Apalah aku, yang hanya berani berpuisi Mungkin karena puisi takkan membuatku tersisih Apalah aku, dengan ketidakberdayaan keberagaman ini.

Hai

Gambar
Hai Kehidupan kita sungguh dipenuhi dengan panggilan. Berbagai macam panggilan dengan tanda dan makna yang tak sama. Suara adzan sebagai panggilan oleh pencipta atas diri kita. Bunyi lonceng sebagai panggilan siswa untuk kembali memulai pelajaran. Dering telpon, alarm, kentongan, hingga berakhir dengan terompet sangkakala. Begitupun dengan "hai". Tanda yang berarti panggilan, namun dengan berbagai macam makna yang tersirat. Cukup tiga huruf, yang mampu beranak pinak menjadi berbagai kata hingga cerita. Cukup singkat, tapi sanggup terjabar panjang tanpa kutup. Akan selalu ada panggilan di hidup ini, namun dengan kemerduan yang berbeda, dan cara menoleh yang tak sama.

Puisi Keluarga

Gambar
Mereka adalah tinta dari tiap serakan puisiku Mereka pula yang merapikan serakannya Lantas kamu? Kamu cukup menjadi puisiku Yang menjadi penyebab serakan itu

Puisi Kemerdekaan

Kepada para pahlawan Kan kulanjutkan perjuanganmu Melawan penjajah tak bernyawa Melalui tombak kecil yang kunamai pena Kan ku tebar semangat merah putihmu Kepada jiwa-jiwa muda Melalui hitam tintaku Kan kuabdikan diri ini Melalui nama yang sama, dengan selipan tanpa tanda jasa.

MAKNA DAN CONTOH SIKAP PANCASILA

Gambar
SILA KE 1 “KETUHANAN yang maha Esa“ Makna: Bintang artinya sebuah cahaya. Bintang memiliki 5 sudut, yang maksudnya untuk menerangi lima sila pancasila. Sedangkan warna hitam melambangkan warna alam atau warna asli. Sikap yang sesuai: 1.     Beribadah 2.     Berdoa 3.     Bersyukur 4.     Berteman dengan pemeluk agama lain 5.     Menghormati teman saat beribadah SILA KE 2 “KEMANUSIAAN yang adil dan beradab“ Makna: Mata rantai yang saling berkait melambangkan manusia saling membutuhkan satu sama lain. Semua manusia harus saling membantu sehingga menjadi kuat seperti rantai. Sikap yang sesuai: 1.   Menghormati dan menghargai orang lain 2.   Membantu teman yang membutuhkan     pertolongan 3.   Saling menyayangi 4.   Peduli terhadap orang lain 5. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa SILA KE 3 “PERSATUAN Indonesia“ Makna: Pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa be

PENILAIAN TEMA 5 SUBTEMA 2 KURIKULUM 2013

PENILAIAN TEMA 5 SUBTEMA 2 ( PERMAINAN TRADISIONAL DI DAERAHKU ) KELAS III SEMESTER II SDN SE MANGAT  PAGI Nama  :……………………. Mengetahui, Orang tua/wali : Nilai : Paraf Guru : 1.         Contoh sikap bersatu dalam keragaman di sekolah adalah . . . a.     Memilih-milih teman saat melakukan permainan tradisional b.     Bermain curang saat melakukan permainan tradisional c.     Mengajak semua teman untuk melakukan permainan tradisional d.     Mengejek teman saat asik melakukan permainan tradisional 2.         Berikut ini adalah sikap bersatu yang dibutuhkan saat didalam kelas, kecuali . . . a.     Piket kelas b.     Belajar kelompok c.     Melakukan permainan tradisional d.     Mengerjakan ulangan              3.       Jika terjadi perbedaan pendapat, sebaiknya diselesaikan dengan cara . . . .              4.       Tuliskan 2 cara bersatu di sekolah. ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………