Tak Seperti Dulu



Tak Seperti Dulu




Hss.. Apa yang salah? Kenapa semua ini bisa terjadi? Lalu bagaimana kehidupanku selanjutnya? Apakah tetap bisa seperti dulu? Bagaimana hari-hariku jika tanpanya? Gerutuh batinku yang dicercah berbagai pertanyaan mendesak untuk dijawab. Namun diri ini tak mampu untuk menjawabnya. Tatapanku kosong mengarah ke langit-langit kamar. Mencoba bertanya kepada laba-laba yang hilir mudik dalam jaring-jaring. Dipojok langit-langit kamar. Namun tak ada jawabnya.

Dia yang sudah tak seperti dulu lagi. Aku yang merasa nyaman jika bersamanya, jika ditemaninya kemanapun ku pergi. Namun kini, rasa itu hambar, bahkan was-was jika bersamanya. Tak ada lagi rasa nyaman, tak ada lagi rasa.

Dia yang sudah tak seperti dulu lagi. Yang selalu ada saat dibutuhkan. Yang selalu terbantu akan kehadirannya. Pernah suatu ketika, dalam perjalanan, ban motor yang kukendarai mengalami masalah. Ban depanku bocor karena melindas paku jalanan. Diri ini panik kebingungan. Ban motor yang tertusuk paku, tapi kepala yang merasakan peningnya. Akan tetapi berkatnya lah aku dapat melanjutkan perjalanan kembali. Kehadirannya memang sangat berarti. 

Dia yang sudah tak seperti dulu lagi. Yang selalu menemani disaat suka maupun duka. Disaat suka, biasanya aku lebih sering bersamanya. Berpisah dengannya akan mengurangi kebahagiaanku. Begitu pun disaat duka, dia akan menghiburku, bernyanyi, bermain, hingga terlupa dukaku. Ah, sungguh sempurna kehidupanku dulu.

“Mungkin sudah waktunya untuk ganti yang lain”, kata-kata yang selalu terngiang di telinga. Kata-kata yang agak menyentil hati. Kata-kata yang juga perlahan membujukku untuk berpindah ke lain hati. Namun diri ini masih ingin bertahan. Tetap bertahan.

“Banyak yang lebih baik”, kata-kata lain yang juga perlahan masuk ke dalam pikiranku, dengan halus memporak porandakan logikaku. Hingga aku hampir terbawa menuju siratan pesan dari kalimat tersebut. Namun kalimat “tidak ada yang sempurna didunia ini” kembali menyadarkanku. Memang banyak yang lebih baik darinya, tapi untuk saat ini ia lah yang terbaik untukku, ia lah yang pantas untukku. 

Dari berbagai pergulatan batin, aku mencoba memperbaiki keadaan. Berkali-kali aku mencoba, namun tak ada hasil yang menggembirakan. Memang selama ini aku hanya berusaha sendiri, tanpa bantuan orang lain. Aku pikir aku mampu mengatasinya sendiri, selain itu masalah seperti ini tidak perlu banyak orang tahu. Tapi hal tersebut tidak merubah keadaan. 

Hari ini kuputuskan untuk meminta bantuan orang lain. Orang lain yang terpercaya tentunya. Untungnya aku telah mengenal orang yang terpercaya dan ahli dibidang ini.

“ada apa mas?” tanya orang yang kuyakini pasti bisa membantuku.

“ini mas, hp saya dari kemarin-kemarin sulit buat di cas mas, perlu dipasin dulu baru bisa isi, makanya gak penuh-penuh dan cepet habis baterainya. Sekarang malah mati gak bisa dicas sama sekali.” Aku menjelaskan kronologi hp ku yang dari kemarin-kemarin udah mulai error.

“ini konektor casnya mas yang rusak, ditunggu sebentar selesai.”

“Iya mas terima kasih” jawabku lega.

Ternyata hanya sedikit masalah, dan setelah ini kehidupanku akan normal kembali.

End.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Seni

MAKNA DAN CONTOH SIKAP PANCASILA

Polarisasi Cahaya