Guru itu seperti tv
TELEVISI SANG INSPIRASI
Nama
saya adalah toehsin ahmed rajieb, seorang mahasiswa yang teladan dan juga
telatan dari Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Saya mengambil jurusan
pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) yang nantinya semoga menjadi guru yang
kompeten, unggul dan berkarakter sesuai dengan visi dan misi Program studi PGSD
di universitas tersebut.
Saya
mengambil jurusan sebagai calon guru SD bukannya tanpa alasan, menurut saya
guru adalah otak profesi dari semua profesi atau bisa dibilang presidennya
semua profesi. Dan berkat pekerjaan
mulia tersebut kita tidak hanya bisa hidup sebagai manusia, tetapi juga yang
berkehidupan dan berkemanusiaan.
Mencari
ilmu diluar kota membuat saya harus mencari rumah kedua alias rumah kontraan.
Dan kebetulan baru-baru ini saya dan teman-teman seperjuangan atau sepenghuni
membeli televisi baru namun bekas untuk rumah kedua tersebut. Suasana kontrakan
yang awalnya sepi menjadi ada hiburannya, yang awalnya buta akan informasi
sekarang menjadi lebih update dan banyak hal lagi yang menguntungkan. Namun
dibalik keuntungan pasti tersimpan
kerugian, kerugian dari barang tersebut yakni tagihan listrik yang bertambah
gemuk.
Dari
semua hal tersebut muncullah inspirasi dari suatu pemikiran oleh daya pikir
yang telah dipikirkan, bahwa guru itu bisa diibaratkan dengan televisi. Televisi
adalah ibarat seorang guru, penonton adalah para peserta didiknya dan
acara-acara dalam televisi ibarat materi-materi yang disampaikan oleh guru.
Pada dasarnya televisi berfungsi sebagai sumber
informasi dan pengetahuan tentang dunia sekitar yang sedang berkembang, agar
pemirsa bisa mengetahui perkembangan informasi tersebut. Sedangkan guru juga
menginformasikan pengetahuannya kepada peserta didik agar mereka bisa
mengembangkan kehidupan disekitarnya.
Televisi juga berfungsi sebagai sarana hiburan yang
mendidik, begitu juga dengan guru yang harus memberi pendidikan yang menghibur
kepada peserta didik. Saat kita melihat acara televisi yang tidak menghibur
pastinya kita akan bosan dan tidak tahu apa maksud dari acara tersebut.
begitupun dengan para peserta didik, mereka akan merasa bosan dan bahkan tidak
menyerap ilmu pendidikan yang guru sajikan jika cara penyajiannya kurang
menghibur.
Selain
itu, tidak semua acara televisi bisa dinikmati oleh para penonton. Para pembaca
pasti tahu dengan yang namanya (SU) semua umur, (BO) bimbingan orang tua, (R)
remaja dan (D) dewasa. Dalam pendidikan pun demikian, tidak semua materi
pelajaran bisa disajikan kepada semua peserta didik. Materi anak SD tentunya
berbeda dengan anak SMP dan bahkan SMA.
Hal tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif dan psikologis peserta
didik.
Dan
seiring dengan perkembangan teknologi, acara-acara televisi banyak melakukan
inovasi, salah satunya adalah melakukan interaksi dengan penonton. Contohnya
melakukan tanya jawab atau konsultasi atau bahkan acara kuis yang hadiahnya
beraneka ragam. Hal tersebut juga berlaku dalam pendidikan dewasa ini. Para peserta didik harus ikut aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga guru dapat memantau
perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
Dan
yang terakhir, sesuai dengan cerita penulis diawal bahwa dampak adanya televisi
adalah biaya listrik yang membengkak. Itupun ibarat pendidikan yang diberikan
oleh seorang guru khususnya diindonesia. Membengkaknya biaya pendidikan membuat
membengkak pula generasi muda yang tidak mendapat layanan pendidikan dan
berujung membengkaknya angka kemiskinan.
Dan
seiring dengan perkembangan teknologi, acara-acara televisi banyak melakukan
inovasi, salah satunya adalah melakukan interaksi dengan penonton. Contohnya
melakukan tanya jawab atau konsultasi atau bahkan acara kuis yang hadiahnya
beraneka ragam. Hal tersebut juga berlaku dalam pendidikan dewasa ini. Para peserta didik harus ikut aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga guru dapat memantau
perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
Dan
yang terakhir, sesuai dengan cerita penulis diawal bahwa dampak adanya televisi
adalah biaya listrik yang membengkak. Itupun ibarat pendidikan yang diberikan
oleh seorang guru khususnya diindonesia. Membengkaknya biaya pendidikan membuat
membengkak pula generasi muda yang tidak mendapat layanan pendidikan dan
berujung membengkaknya angka kemiskinan.
Komentar
Posting Komentar