Satuan

Hari ini, tepatnya hari senin,  anak-anak belajar perihal satuan.
Hari senin pun merupakan salah satu satuan waktu, satuan waktu yang banyak tidak diharapkan oleh beberapa kalangan.
Hal tersebut tidak menjadi halangan untuk melanjutkan pembelajaran.
Itu dapat terlihat dari semangat mereka melantangkan yel-yel 5b, "LIncah, MAndiri, BErprestasi".
Ketiganya merupakan satuan sikap positif yang harus ditumbuhkan dalam hati.

Pelajaran di mulai dari satuan berat, yaitu gram. Atau yang di simbolkan (g). Ada (kg) hingga (g) ke (cg), sampai yang terkecil (mg).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, sepertinya ada satu satuan lagi yang ditemukan oleh kalangan remaja. Namanya (ig). Namun belum diketahui jenis satuan tersebut. Satuan gaya mungkin? Atau satuan derajat? Entahlah. Mereka menyebutnya instagram.

Selama pelajaran berlangsung, semua soal yang ada di buku telah mampu terjawab.
Tetapi ada 1 pertanyaan yang tak sanggup terjawab. Bukan dari buku, melainkan pertanyaan dari hati.
Mampukah gram menentukan beratnya perasaan seseorang?
Sambil mengerutkan kening, "untung tidak ada pertanyaan ini dari anak-anak". Batinku sambil tertawa renyah.

Selanjutnya tentang meter. Iya, satuan panjang. Sama dengan berat, ada (km) hingga (mm). Saya masih ingat betul petuah dari guruku. Kata beliau kalau saya haus dahaga saya disuruh minum dancow cucu manis. Itu yang saya turunkan ke mereka. Namun dewasa ini saya lebih suka minum air putih dari minum dancow cucu manis. Selain lebih segar, juga karena tidak ada dancow yang berketerangan 20+.

Anak-anak kuminta untuk menghitung jarak rumah mereka ke sekolah. Agar mereka dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menuju sekolah.
Akupun diminta oleh diriku sendiri untuk menghitung jarak diriku dengan dirimu kini. Mampukah terhitung dengan (km) ?
Lalu waktu apa yang kuperkirakan ?

Yang terakhir satuan waktu.
Dan masalah waktu, hanya waktu sendiri yang mampu menyelesaikannya.

Dari ke semua satuan berat, panjang, dan waktu, ada satu pertanyaan dari seorang anak berambut ikal, yang berada di pojok kelas yang biasanya pendiam. Sehingga semua mata dalam kelas tertuju padanya, suasana menjadi hening. Ekspresi yang menunjukkan kegelisahan, entah gelisah karena semua pelajaran yang telah kuajarkan, entah karena semua mata itu, atau yang lainnya.
"Lalu apakah satuan rindu yang mampu menghitung kerinduan akan seseorang?"

Dan bel pulang sekolah pun berdering di berbagai penjuru sekolah sebelum pertanyaan tersebut terjawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA DAN CONTOH SIKAP PANCASILA

Polarisasi Cahaya

Pendidikan Seni